PakTaniKu : Orang asli Kaltara pasti tidak asing dengan buah hutan ini. Mungkin karena bentuknya yang pipih dan hampir mirip simbol love (cinta), membuat buah ini diberi nama lapiu.
Memang belum ada literatur ilmiah yang mengulas buah yang masih bisa dikategorikan dalam keluarga polong-polongan. Karena menikmatinya, sama seperti kacang pada umumnya, direbus lalu dikupas kulitnya.
Bentuk tanamannya seperti kacang Amazon, berbentuk pohon. Tetapi pohon lapiu, menjalar diujungnya.
Daunnya mirip daun sirih tetapi lebih lebar dan lebih keras. Urat urat pada daun lebih jelas dan tegas.
Buah lapiu ini, berbuah lima tahun sekali. Dan buahnya tidak dipetik, melainkan ditunggu jatuh. Menurut warga Kaltara di daerah hulu hulu sungai yang kerap menjual buah ini, mereka tidak jarang harus menyelam di sungai untuk mengumpulkan buah yang rasanya sangat legit ini. Pohon lapiu memang sering dijumpai tumbuh di bantaran sungai.
Harga buah ini tergolong mahal. Di awal musim bisa mencapai harga 150 ribu per kilogram.
Untuk menikmatinya, buah hitam pipih ini direbus hingga empuk. Dan setelah dingin bisa langsung dinikmati sebagai cemilan. Rasa dan aromanya sangat khas. Dan sulit rasanya berhenti jika sudah mengunyah buah ini. (PakTaniKu.com)