Suara Penentu Kemenangan Pilgub Kaltara

Sunday, 17 November 2024 07:18:14 | 625 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
Anak muda gak boleh diam aja! Suara kita punya kekuatan lebih besar dari yang kita kira.
Ini saatnya kita berdiri, bicara, dan tunjukkan bahwa kita peduli! 
Di dunia yang sangat dinamis ini, kita nggak bisa cuma jadi penonton—kita harus kritis, harus speak up, harus berani tanya: “Apa yang sedang terjadi? Apa yang bisa kita ubah?”
Di Foodtastic Tarakan tanggal 18 November nanti, kalian bisa bergabung untuk speak up bareng Karin Novilda! Sampaikan keresahan, aspirasi, keluh kesah, serta uneg-uneg kamu di sini!
Ini bukan hanya soal kritik, tapi soal ikut serta dalam perbaikan. Jangan biarkan suara kita tenggelam. Kita mulai dari sini, bersama, untuk masa depan yang lebih baik.
Anak muda gak boleh diam aja! Suara kita punya kekuatan lebih besar dari yang kita kira. Ini saatnya kita berdiri, bicara, dan tunjukkan bahwa kita peduli! Di dunia yang sangat dinamis ini, kita nggak bisa cuma jadi penonton—kita harus kritis, harus speak up, harus berani tanya: “Apa yang sedang terjadi? Apa yang bisa kita ubah?” Di Foodtastic Tarakan tanggal 18 November nanti, kalian bisa bergabung untuk speak up bareng Karin Novilda! Sampaikan keresahan, aspirasi, keluh kesah, serta uneg-uneg kamu di sini! Ini bukan hanya soal kritik, tapi soal ikut serta dalam perbaikan. Jangan biarkan suara kita tenggelam. Kita mulai dari sini, bersama, untuk masa depan yang lebih baik.

62 persen pemilih di Kaltara adalah kalangan generasi milenial dan Z. Demikian data yang diungkapkan Ketua KPU Kaltara ketika rapat Forkopimda Kamis (14/11) lalu.

Karenanya, menarik mendalami perilaku Generasi Z dan Milenial dalam Politik. Apalagi Ketua KPU sudah memberi cluenya, “Generasi Z masih murni dalam berpolitik”. Begitu bahasanya.

Bertolak belakang dengan anggapan para pemain politik. Uang siraman, adalah penentu.

Saya menemukan sebuah jurnal hasil penelitian yang dipublikasikan awal tahun 2024. Judulnya Persepsi generasi muslim Z terhadap politik uang. Setidaknya survei ini dapat menjadi peta, benarkah politik uang menjadi penentu kemenangan di pilkada Kaltara, dimana populasi generasi milenial dan Z, sangat dominan.

Survei melibatkan 1197 orang dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Pertanyaannya sederhana seputar pemilu.

“Apa pernah melihat timsukses membagi uang kepada pemilih?”.

66 % mengatakan tidak, dan 33 persen mengatakan pernah.

“Pernah melihat melihat timsukses membagi baju kaos? ”

60 persen mengatakan pernah, dan 39 persen mengatakan tidak.

Masih ada bebera pertanyaan awal. Tetapi kita persingkat saja.

Ini yang sesuai argument ketua KPU Kaltara yang mengatakan, generasi milenial dan Z ini masih murni. Ketika diminta pendapat tentang politik uang, 76,14 persen mengatakan tidak setuju, 21,83 persen mengatakan kurang setuju dan yang setuju hanya 2,03 persen.

Lalu, 73,10 persen mengatakan politik uang itu sangat buruk,  25,38 persen menganggap sebagai tradisi dan 1,52 persen beranggapan wajar (sah).

Apa respon GenZ dan milenial jika menjadi target politik uang? Inilah faktanya.

73,10 persen menolak uangnya dan tidak memilih calonnya, 25,38 persen menerima uangnya tetapi tidak memilih calonnya dan hanya 1,52 persen menerima uang  dan memilih calonnya.

Bisa jadi inilah salah satu penyebab, bagi amplop 1000 dapat suara 300-400 saja, pada pemilu lalu.

Lalu siapa sebenarnya yang terus menerus menggaung kan money politik sebagai penentu kemenangan? Apakah paslon yang tidak memiliki program yang bisa dijual, atau actor yang membekingi pasangan calon, atau timsukses yang ingin mencari keutungan sesaat? Silahkan anda cari jawabannya sendiri. (paktaniku)

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini588
  • Kunjungan Hari Ini687
  • Total Pengunjung121122
  • Total Kunjungan132225
  • Pengunjung Online5