Ironi Kaltara. Potensi Tinggi Tapi Tidak Mampu Mandiri

Wednesday, 15 January 2025 20:14:37 | 443 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
IMG-20250115-WA0147

Jika anda saat ini melintas di jalan Trans Kaltara dari Tanjung Selor ke Kabupaten Malinau pada pertengahan Januari ini, anda akan menemukan kelompok-kelompok kecil masyarakat yang tengah memanen padi di sawah. 

Di daerah Tanjung Palas Utara, sekelompok masyarakat gotong royong memanen padi. Di sisi kiri kanan jalan, dijumpai ibu-ibu sedang menjemur gabah.

Padi yang baru saja dipanen dengan cara disabit, masih ditumpuk di atas pematang sawah menunggu giliringan dirontokkan dengan mesin perontok maupun secara manual.

Lewat dari Tanjung Palas Utara, memasuki daerah Sekatak, Tana Tidung hingga Malinau, mata akan disuguhi dengan menghijaunya padi-padi gunung yang ditanam dibekas-bekas lahan yang sekitar 3 bulan lalu dibersihkan dengan cara dibakar. 

Di antara hijaunya dedaunan padi, tunggul kayu sisa-sisa pembakaran masih menghitam, menunggu lapuk menjadi tanah kembali.

Itulah cara tradisional, warga Kaltara mengolah tanah gunung menjadi lahan untuk budidaya padi. Padi yang mereka hasilkan adalah padi organik. Setelah ditanam, dibiarkan begitu saja hingga tiba musim panen. Tidak ada perawatan, pemupukan, pembersihan gula. Bahkan ditanam dengan cara seadaanya. Super organik. Berasnya bisa dijumpai, dijual di pasar Induk Tanjung Selor.

Beras organik ini, seharusnya menjadi salah satu produksi andalan Kaltara jika ditangani serius. Meskipun di pasaran, beras-beras organik itu dijual dengan harga premium, namun tetap diburu kalangan tertentu, karena kesadaran akan kesehatan yang semakin meningkat.

Bantaran sungai di Kaltara yang ada di 4 Kabupaten potensial sebagai lahan sawah. Gunung-gunung — tepatnya disebut bukit —-, pun potensi menjadi sumber padi gunung (istilah masyarakat lokal). 

Namun ironisnya, pasokan beras untuk Kalimantan Utara, masih sebagian besar disupply dari luar Kaltara.

Tidak ada kendala dalam pengembangan padi di Kaltara, jika ingin mewujudkan Kaltara mandiri pangan. Teknologi pertanian sudah semakin canggih. 

Kondisi tanah Kaltara yang dulunya hutan belantara kerap dikambing hitamkan, karena ber pH tinggi.

Ini bukanlah kendala. Sudah banyak penemuan dan teknologi mutakhir di bidang pertanian untuk menetralisir dan memperbaiki kadar keasaman tanah. Mulai dari teknik pengolahan lahan, hingga pemberian zat-zat organik tertentu agar keasaman menjadi netral

Yang dibutuhkan adalah keseriusan semua pihak agar Kaltara bisa mandiri di sektor pangan. (paktaniku)

 

Tag

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini483
  • Kunjungan Hari Ini581
  • Total Pengunjung120836
  • Total Kunjungan131935
  • Pengunjung Online10