Mayjen (Purn) H Suratno, S.I.P, M.Pol tidak pernah menyangka. Kata-katanya tiga tahun lalu menjadi nyata. Saat bertugas di Kaltara, dia pernah melontarkan kepada salah seorang tokoh politik. “Kenapa kok Gubernur Kaltara bukan orang asli Kaltara?,” canda Suratno kala menjabat Danrem Maharajalila kepada salah seorang tokoh politik. Ungkapan itu spontan diucapkan.

Sebagai warga luar Kaltara yang mendapat tugas komando, Suratno merasa heran. Dua gubernur Kaltara, belum ada satupun dari putra Kaltara. Padahal, di Kaltara banyak sekali teknograt, intelektual , politisi yang mumpuni.

Suratno bertugas di Kaltara saat Pandemi Covid-19. Pembatasan aktifitas masyarakat, membuat Alumni Akademi MIliter (Akmil) 1989, lebih banyak hadir dalam penanganan Covid-19 sebagai bagian dari tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI.

Kehadirannya yang singkat  meninggalkan karya nyata. Sebagai Danrem pertama, Mayjen Suratno lah yang merintis semua infrastruktur. Membangun Markas Korem dalam 2 tahun. Salah satu bangunan yang telah mengubah wajah tepian Sungai Kayan. Di belakangnya, dibangun Rumah Sakit.

Pindah dari Kaltara dalam pangkat Jendral bintang satu,  Suratno menerima tugas sebagai staf ahli Kasad bidang Hubungan internasional (Hubinter) Kawasan Eropa dan Amerika (Was Eropa dan Amerika).

Selama pindah dari Kaltara, Suratno nyaris tak pernah kembali ke Kaltara. Hingga akhirnya, dia mendapat ajakan ngopi bareng Yansen TP pada pertengahan Juli, lalu di Jakarta.

“Saya diajak pak Wakil Gubernur ngopi. Kebetulan saya domisili di Bandung dan beliau pak Yansen sedang di Jakarta,” ujarnya. Diacara ngopi itu, Yansen TP mengutarakan maksudnya ingin maju sebagai calon gubernur.

“Saya dukung pak. Saya sepakat jika Kaltara dipimpin orang daerah, saya siap jadi Tim Sukses Bapak” kenang Suratno. 

Tetapi ternyata Yansen TP tidak sekadar mencari pendapat. Dia telah melihat sepak terjang Suratno saat menjadi Komandan Korem di Kaltara. Yansen TP mengajak Suratno kembali bersama membangun Kaltara.

“Pak Suratno jangan hanya mendukung dan jadi Tim Sukses. Tetapi dampingi saya membangun Kaltara,” ujar Suratno menirukan kata-kata Yansen TP saat itu.

Suratno tidak langsung memberikan jawaban. Suratno memang tidak pernah berpikir akan menjadi wakil gubernur.

“Jangan memikirkan. Menghayal saja tidak pernah,” selorohnya.

Suratno minta waktu untuk istikharoh dengan tawaran Yansen TP itu. Seminggu, dua minggu, dia dengan istrinya melakukan istikharoh. Anak-anaknya pun dia kabari untuk melakukan sholat istikharoh atas ajakan menjadi wakil gubernur.

“Saya pikir dengan banyak istkharoh, Insya Allah,.. Allah akan berikan saya yang terbaik dan pasti ada yang dapat jawabannya, ”tuturnya.

Hingga waktu satu bulan hampir habis, Suratno lalu berdiskusi dengan isteri dan anak anaknya. Di sanalah jawaban anak dan istrinya memberikan restu, maju mendampingi Yansen TP pada perhelatan Pilgub 2024.

Suratno mengakui, kapasitas Yansen TP sebagai birokrat sejati sudah kenal betul tipologi Kaltara. Kepemimpinannya sudah tidak diragukan. Salah satu kerja nyata Yansen TP yang cukup fenomenal dalam kaca militernya, adalah membangun jalan poros Malinau – Krayan. “Itu sangat monumental,” ungkapnya.

Bagi Suratno, Kaltara memiliki potensi yang sangat besar, jika semua dikelola dengan benar, dimulai dari pengelolaan tata pemerintahan yang tepat. Dan itu adalah keahlian Yansen TP yang sudah diakui nasional. (paktaniku).