Buluperindu

Monday, 25 November 2024 07:58:34 | 312 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
Sepenggal syair ciptaan Abdulah Gymnastiar (AA Gym), kerap dilantunkan Yasen TP. Bukan tanpa sebab, ada perasaan yang ingin ia ungkapan lewat syair itu. (paktaniku)
Sepenggal syair ciptaan Abdulah Gymnastiar (AA Gym), kerap dilantunkan Yasen TP. Bukan tanpa sebab, ada perasaan yang ingin ia ungkapan lewat syair itu. (paktaniku)

 

==Catatan, PaktaniKu==

Sungai di seberang kantor Gubernur itu terlihat makin dangkal. Ketika surut, terlihat bak parit besar dari atas jembatan. Kiri kanannya tertutup lumpur memanjang dari hilir ke hulu.

Pemerintah resah, kondisi sungai harus diatasi. Sungai yang membela sisi selatan kota, perannya sangat penting. Dapat mengendalikan banjir saat air pasang yang sewaktu-waktu menggenangi pusat kota. Muncullah banyak ide.  Tetapi tidak segampang membalikkan telapak tangan. Pemukiman dan tanah warga di sepanjang sungai, harus diurus.

Rapatlah tim teknis. Membicarakan persiapan kunjungan ke lapangan. Hingga hari yang ditentukan tiba. Tim berangkat menuju Sungai Buluperindu dipimpin Wakil Gubernur Dr Yansen TP.

Di Mentarang, di Peso ketika menjadi camat diawal karirnya, hari-harinya hanya di lapangan, yang lebih ekstrim daripada Buluperindu.

Di lapangan, Yansen TP paham caranya. Dia taktis membaca situasi. Taktis memberi masukan. Dia paham, mana yang perlu dibahas, mana yang hanya sekadar pemanis.  

Bagi Yansen TP, kunjungan ini biasa-biasa saja. 10 tahun menjadi bupati, kunjungan semacam ini, sudah lumrah.

Tetapi di mata yang lain, ini luar biasa. Bahaya.

Tak berselang lama, ada kunjungan lagi ke lokasi yang sama, tujuan sama. Hanya pimpinan rombongan kali ini adalah Gubernur.

Dr Yansen TP tahu kejadian itu. Dia hanya menerima laporan stafnya. “Kenapa begitu,? Tanya Yansen TP. Kata-kata sakti yang, kerap mengunci lawan bicaranya.

Tetapi Yansen TP bukan tipikal yang kepo. Santai, berpikir, menulis dan mengisi waktu kosong di kebun, itulah rutinitasnya. Tidak ada waktu yang berlalu begitu saja, tanpa diskusi.

“Hidup itu kan harus bisa memberi manfaat kepada yang lain,” itu prinsip hidup Yansen TP yang bahkan dia pahatkan beberapa puluh tahun lalu dalam sebuah prasasti di desa tana kelahirannya, di Krayan.

Sejak kunjungan berlapis itu, tiba-tiba terjadi perubahan besar di ruang kerja Dr Yansen TP. Ruang kerjanya tidak beraroma ruang Wakil Gubernur lagi. Meja kerjanya, tidak mencerminkan meja seorang pemikir, ahli tata pemerintahan. Meja kerja kosong tanpa tumpukan berkas. Mirip meja pajangan di toko furniture. Mengkilap setiap saat.

Yansen TP sadar ada yang tidak beres. Ada yang merusak suasana. Tidak ada lagi staf yang mengantar berkas untuk dia telaah. Tidak ada lagi undangan mewakili, jika pimpinan sedang tidak ada di tempat. Yansen melihat, muncul faksi-faksi di level staf hingga kepala biro. Sebuah kondisi yang tidak baik dalam tata pemerintahan.

Dia sadar kondisi itu. Tetapi sebagai sebagai orang tua, senior di kalangan ASN di Kaltara, orang yang ditokohkan, Yansen memilih diam. Ia kuatir jika bereaksi bisa membuat gaduh.

Sudah ada pengalaman sebelumnya, ketika pada posisi yang sama H Udin Hianggio Wakil Gubernur pendahulunya diperlakukan mirip seperti itu. Ruang geraknya dibatasi.  H Udin Hianggio, kala itu bereaksi di tengah sebuah upacara. Hebohlah se Indonesia. Yansen TP paham, batin H Udin Hianggio kala diperlakukan seperti itu.

Yansen TP terus berusaha menjaga kondisi, tetap kondusif. Pun ketika dicoba mengorek lebih dalam konflik batin yang dia alami selama 3 tahun, dia tetap diam. “Biarkanlah yang sudah itu menjadi masa lalu. Jangan kita ulangi,” kenangnya sambil mengelap kacamatanya.

Pun ketika pemikirannya untuk masa depan Kaltara banyak disoal, Yansen TP hanya tersenyum. “Saya lahir disini, saya paham tanah kelahiran saya. Tidak mungkin saya tidak memberi yang terbaik untuk Kaltara,” imbuhnya.  (Paktaniku)

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini541
  • Kunjungan Hari Ini640
  • Total Pengunjung120894
  • Total Kunjungan131994
  • Pengunjung Online9