Tata kelola sektor pertanian tanaman pangan yang dilakukan Dr Yansen TP di Malinau, dengan menghadirkan peran pemerintah dari hulu ke hilir, terbukti berhasil menumbuhkan luasan lahan produksi dan meningkatnya kapasitas produksi beras.
Jika pola dan tata kelola seperti itu dilakukan pada sektor perikanan dan budidaya rumput laut yang menjadi primadona usaha rakyat di Kalimantan Utara, pasti produksi dan nilai jual komoditi, akan tumbuh.
Kalimantan Utara masuk dalam jajaran daerah penghasil rumput laut 3 terbesar di Indonesia. Tahun 2021, total produksi rumput dari Kaltara dalam data yang disajikan Departemen Perikanan, sebesar 627.876 ton dengan nilai komoditi Rp1,034 Triliun. Kemudian meningka menjadi 788.968 ton di tahun 2022 dengan nilai komoditi sebesar Rp2,235 Triliun.
Tetapi menjadi masalah, para pengusaha rumput laut selalu dihadapkan pada fluktuasi harga. Imbasnya kepada harga yang mereka terapkan untuk membeli hasil petani rumput laut.
Pasangan calon gubernur nomor urut 3 Dr Yansen TP, M.Si – Mayjen (Purn) H Suratno, S.I.P, M.I.Pol menyediakan program tata kelola komoditas rumput laut. Sistem tata kelola itu adalah, bagaimana pemerintah hadir di dalam proses produksi hingga pemasaran. Termasuk menghadirkan investasi untuk proses hilirasasi rumput laut.
“Membangun sistem tata kelola komuditas Rumput Laut dengan kebijakan menyediakan pendampingan, pembinaan teknis Pembenihan dan pemasaran serta menghadirkan investasi pembangunan hilirisasi produk Rumput Laut,” demikian dijelaskan dalam misi pasangan Yansen TP-Suratno.
Sistem tata kelola ini, akan meningkatkan mutu dan nilai jual produk. Sehingga, kontribusi sektor ini pada Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) akan terus meningkat.
Untuk diketahui, data yang disajikan BPS Kaltara, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, masih berada di rangking ke-2 penyumbang PDRB setelah pertambangan.
Hal yang sama juga diprogamkan pasangan Yansen TP-Suratno pada sektor perikanan budidaya dan tangkap. Khususnya pada sektor pertambakan udang. Yansen TP-Suratno akan memperbaiki sistem tata kelola berbasis lingkungan pada sektor ini mulai dari pengadaan benih (hatchery), pendampingan teknis, penebaran benih, pemeliharaan termasuk adanya bantuan permodalan hingga pemasaran produksi.
Pola seperti ini sudah nyata mampu dilakukan Dr Yansen TP dalam lingkup Kabupaten. Kini cara yang sama akan diterapkan secara regional di Kaltara, sehingga manfaat dan keberhasilannya dirasakan lebih luas.
Masih tentang pertambakan, Yansen TP-Suratno juga memprogramkan pemulihan lingkungan pada lahan pertambakan melalui mekanisasi dan pengolahan ekosistem terpadu dengan melakukan transformasi nilai dari konvensional ke moderenisasi, program restorasi dan reklamasi untuk kelestarian alam. (paktaniku.bersambung)