Pemberian alat berat satu desa satu unit untuk desa yang memiliki potensi lahan pertanian dan perkebunan sawit mendapat respon positif dari warga Kabupaten Bulungan. Setidaknya sudah lima kelompok warga masyarakat dari tiga lokasi yang berbeda menyampaikan respon terhadap program ini.
Dari sekatak, salah seorang pengurus majlis taklim meninggalkan komentar di link whastaap paktaniku.com.
“Ini yang kami harapkan. Kami punya lahan kosong. Mau dijadikan kebun tetapi butuh biaya dan modal besar. Kalau ada alat di tiap desa, kami bisa membuka lahan kami,” tulisnya lewat wa paktaniku.com
Sementara dari Sepunggur, warga datang dan menyampaikan harapan mereka terhadap program pengadaan unit alat berat untuk tiap desa yang diprogramkan pasangan Dr Datu Iman Suramenggala, M.Sc – Cheito Karno (Asse) kepada redaksi paktaniku.com.
“Kalau pak Asse memang kami sudah rasakan jasanya. Jalan kami yang rusak parah, begitu kami lapor ke dia, alat beratnya langsung datang,” ujar Aris salah seorang Ketua RT dari Sepunggur.
Komitmen pertama pasangan Datu Iman – Cheito Karno adalah pengadaan alat berat di tiap desa yang memiliki potensi lahan pertanian. Alat berat (Exavator) dapat digunakan untuk kepentingan program sawit mandiri, maupun untuk cetak sawah sebagai bagian dari program menjadikan Kabupaten Bulungan Mandiri dalam hal pangan.
Apalagi dengan semakin menurunnya luasan sawah yang produktif di Kabupaten Bulungan, menjadikan program cetak sawah ini menjadi harapan menyelamatkan Bulungan dari kerawanan pangan dan provinsi Kalimantan Utara secara luas.
Pengadaan alat berat di tiap desa, juga dapat digunakan warga memperbaiki jalan usaha tani menuju ke sentra-sentra produksi yang kondisinya memprihatinkan.
Masih terkait dengan program sektor pertanian, pasangan Datu Iman-Cheito Karno (Asse) menargetkan pembukaan lahan sawit mandiri milik masyarakat seluas 1000 hektar per tahun.
Program sawit mandiri ini, adalah salah satu program unggulan pasangan calon bupati nomor urut 2, dengan memanfaatkan lahan milik masyarakat yang tidak produktif diubah menjadi lahan perkebunan sawit.
Selain dibantu dalam pembukaan lahan sawit dengan pengadaan alat berat di tiap desa, Datu Iman – Chito Karno juga menyiapkan bantuan bibit kelapa sawit unggul bersertifkat kepada warga dan bantuan pupuk gratis selama 2 tahun.
“Tahun ketiga, masyarakat sudah mandiri untuk membeli pupuk sendiri. Karena di tahun ke tiga, kelapa sawit mereka sudah panen,” ujar Asse.
Cheito Karno, sudah membuktikan program ini di sekitar kebun sawit miliknya. Warga Sajau Hilir dan Sajau Pura yang 10 tahun yang lalu ikut dalam program Sawit Mandiri, kini sudah menikmati hasilnya.
Datu Iman-Asse menargetkan, jika setiap keluarga memiliki lahan kebun sawit 5 hektar saja per keluarga, maka setiap bulannya, mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp10 juta per bulan, mulai sejak tahun ke-3 penanaman kelapa sawit. (paktaniku.bersambung)