Piye Kabare, Enak Jaman Ku To…..?
Stiker bergambar almarhum Presiden RI-ke 2 HM Soeharto yang tersenyum sambil melambaikan tangan kanannya, sempat sangat popular di tahun 2020-an. Poster yang secara eksplisit mengejek era reformasi yang telah menumbangkan era orde baru itu, ditemui dibanyak tempat. Dari stiker mobil, gambar-gambar di truk hingga meme di media sosial.
Order baru tidaklah semua buruk. Sistem politik mungkin tidak sedemokratis sekarang, namun ingat, era orde baru, Indonesia pernah swasembada pangan dan diakui oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Itu yang belum dapat disaingi hingga saat ini.
Soeharto tidak pernah meninggalkan label, Indonesia sebagai negara agraris. Dimanapun dan kapan pun, almarhum HM Soeharto, selalu tampil dengan petani dan nelayan. Mulai dari panen padi hingga blusukan di tengah perkebunan dan peternakan dan tambak ikan. Ada satu program HM Soeharto yang cukup populer di era kejayaan Radio dan TVRI kala itu, yakni Kelompencapir.
Kelompencapir, merupakan singkatan dari Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa. Generasi kelahiran sebelum tahun 80-an, pasti pernah mendengar kegiatan pertemuan petani dan nelayan di Indonesia ini.
Kegiatan Kelompencapir yang disiarkan langsung TVRI dan RRI itu, mengikutkan petani-petani berprestasi dari berbagai daerah. Mereka diadu kepintaran dan pengetahuannya seputar pertanian, antara lain soal cara bertanam yang baik dan pengetahuan tentang pupuk dengan model mirip cerdas cermat.
Program ini ikut andil mengantarkan Indonesia mencapai swasembada pangan dan mendapatkan penghargaan dari FAO pada tahun 1984.
Cheito Karno (Ashe), ketika mengumpulkan warga Bulungan dari seluruh wilayah dalam acara silaturahmi, mengakui keberhasilan program Kelompencapir di era Soeharto.
“Dan nanti di Bulungan, setiap bulan saya akan bertemu dengan masyarakat di setiap Desa setiap bulannya. Saya memang petani jadi kegiatan seperti ini adalah tugas saya. Saya ingin hidupkan model Kelompencapir jama pak Harto,” jelas Cheito Karno, saat didapuk menjadi pembicara dalam acara pertemuan ini.
Cheito Karno (Ashe) memang sedang berusaha mendapatkan dukungan masyarakat Bulungan, untuk maju dalam pemilihan Kepala daerah November mendatang. Cheito Karno memilih menjadi pendamping dari calon bupati DR Datu Iman Suramenggala, S.Hut M.Sc, Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Utara.
Cheito Karno punya kenyakinan, pertanian di Kabupaten Bulungan punya masa depan yang cerah, jika dikelola dengan baik dan mendapat perhatian serius pemerintah.
“Potensi kita luar biasa. Sawah luas, lahan perkebunan luas, kebutuhan daging cukup besar. Itu semua bisa menjadi peluang bagi masyarakat Bulungan,” terang Ashe yang sejak 10 tahun lalu sudah aktif membantu petani di Bulungan. Dan beberapa tahun terakhir ini, Ashe mengembangkan usaha pola kemitraan dengan warga Bulungan yang ingin beternak Kambing dan Babi.
Tidak main-main, Ashe rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk mendatangkan bibit-bibit ternak unggul yang kemudian dibagikan ke mitra-mitranya di Bulungan.
Ide dan pemikiran Ashe untuk mengembangkan pertanian dalam skala luas di Kabupaten Bulungan sangat menarik. Dia adalah praktisi pertanian, sehingga paham betul masalah dan kesulitan yang dialami petani selama ini. (paktaniku.com)