“Saya akan bantu warga. Satu Kepala Keluarga dapat bibit sawit untuk lahan 5 hektar,” ujar Cheito Karno. Kata-kata ini membuat wajah warga Sekatak Bengara makin antusias mengikuti dialog dengan Cheito Karno, Pengusaha dan tokoh petani yang kini memutuskan mendampingi DR Datu Iman Suramenggala, S.Hut. M.Sc sebagai bakal calon bupati Bulungan.
Ashe, demikian sapaan akrabnya, bukan bermimpi. Komitmen membantu petani untuk mandiri, sudah dia lakukan lebih dari 10 tahun lalu. Bisa dilihat daerah Sajau Pura, Sajau Hilir hingga Tana Kuning. Itulah yang membuat ayah dari 4 putra putri ini, mendedikasikan dirinya sebagai petani.
Ashe sudah menikmati manisnya menjadi petani Sawit. Dia merintis kebun sawitnya dari 5 hektar, dan kini jika ditotal, luasan sudah mencapai kurang lebih 200 hektar. Itu berkembang dalam waktu kurang lebih 10 tahun. Dia menyekolahkan dua anaknya di fakultas kedokteran, semua dari hasil sawit.
“Saya saat ini bergaji Rp150 juta bersih per bulan. Itu semua uang Sawit”. “Ini yang saya mau tularkan kepada masyarakat Bulungan. Karena saya sudah menikmati. Saya akan pandu semua dari nol sampai berhasil,” ujarnya.
Dia yakin, jika satu desa warganya memiliki lahan sawit hingga 200-300 hektar, maka mulai tahun ke tiga, perputaran uang di desa tersebut berkisar Rp200 juta per bulan. Jika ada sepuluh desa yang memiliki program sawit mandiri, maka setiap bulannya ada perputaran uang sebesar Rp 2 Miliar.
“Mereka pasti akan meluangkan waktu turun ke kota belanja. Inilah yang kita maksud membangun kota dari desa,” jelas Ashe.
Paparan Ashe ini membuat semangat warga di Desa Sekatak Bengara yang dia kunjungi. Salah satunya adalah H Idris Mantan Kades Sekatak Bengara. “Saya ada lahan pak Ashe, tetapi tidak sanggup lagi karena sudah tua,” ujar Mantan Kades yang pernah menerima anugerah dari Presiden RI ke-5 Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri itu.
Dalam program sawit mandiri di Bulungan yang akan dilaksanakan Cheito Karno, tahap awal, pemerintah akan menyediakan alat berat untuk diserahkan ke desa-desa yang memang memiliki potensi pertanian. Alat berat inilah, nanti digunakan warga memperbaiki akses ke kebun dan membuka kembali lahan lahan pertanian yang selama ini terbengkalai.
Cara ini, juga sudah dilakukan Ashe di beberapa daerah transmigrasi. Dia membeli beberapa unit excavator lalu pinjamkan secara gratis kepada warga yang ingin membuka lahan pertanian, baik lahan basah untuk sawah maupun lahan kering. (paktaniku.com)