Provinsi Gorontalo dulunya disebut sebagai halaman belakang-Sulawesi. Tetapi ketika Fadel Muhammad menjadi Gubernur, dia mengubah Gorontalo menjadi provinsi inovatif dengan bertumpu pada jagung, sebagai komoditi andalan. Fadel satu-satunya orang yang dianugerahi piagam ketahanan pangan abadi. (Wikipedia.org/fadel Muhammad).

Saya ingat betul, ketika Fadel Muhammad bicara tetang tata kelola jagung di Gorontalo. Dia menetapkan harga terendah jagung di pasar. “Tidak boleh jagung dijual dibawah harga terendah”.

Fadel bukan pedagang jagung. Dia pengusaha bidang teknik. Tetapi memahami cara mengelola potensi yang ada. Melakukan penetrasi dan intervensi kepada pasar jagung nasional dan internasional.

Itulah Sistem Tata Kelola terhadap komoditi andalan suatu daerah, agar harga tidak dipermainkan pasar.

Kaltara tidak perlu seorang Gubernur yang pengusaha Tambak atau Rumput Laut, tetapi dibutuhkan seorang Gubernur yang memahami system tata kelola terhadap komoditas andalan provinsi ini.

Petambak, Pembudidaya Rumput Laut di Tarakan dan Nunukan sudah bertemu dengan semua calon Gubernur. Tentu sudah paham siapa diantara 3 calon yang memahami system Tata Kelola Perikanan Tangkap dan Budidaya, termasuk Budidaya Rumput Laut berbasis Lingkungan.

Sektor Perikanan adalah masa depan Kaltara. Jika salah diurusi, maka suramlah masa depan. Selamat berdemokrasi. (paktaniku)