Bangun Pabrik CPO – RPO Mini. Program Datu Iman – Asse (part-8)

Saturday, 12 October 2024 17:29:04 | 329 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
Minyak makan merah produksi koperasi petani di Deli Serdang - Sumatera Utara. (foto/int)
Minyak makan merah produksi koperasi petani di Deli Serdang - Sumatera Utara. (foto/int)

Konsep pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ditawarkan pasangan Dr Datu Iman Suramenggala, M.Sc-Cheito Karno (Asse), terbukti  komplit dan terintegrasi baik. Program Sawit Mandiri misalnya.

Program sawit mandiri dengan jargon, penghasilan petani Rp10 juta per bulan, tidak berhenti hanya pada bagaimana petani memiliki kebun kelapa sawit. Namun, Datu Iman-Asse sudah memikirkan bagaimana hilirisasi program ini.

Bulan ke-24 atau 2 tahun setelah program Sawit Mandiri mulai digulirkan, diperkirakan ada 1.538 hektare lahan masyarakat yang terbesar di seluruh kabupaten Bulungan sudah mulai menghasilkan Buah Tandan Segar (TBS).

Disaat itu Datu Iman – Cheito Karno (Asse), sudahmemprogramkan pembangunan Crude Palm Oil (CPO) dan Refined Palm Oil (RPO-pabrik minyak makan merah) di bawah naungan pemerintah. Hasil-hasil dari kebun sawit mandiri, akan dibeli oleh pabrik untuk dioleh menjadi produk akhir berupa minyak makan merah).

Apa itu minyak makan merah? Ini adalah produk dari CPO yang disuling menjadi minyak makan. Minyak ini disebut minyak merah, karena warna nya merah tua mencolok.

Dikutip laman Kementerian Pertanian, minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien. Kandungan tersebut, meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene.

Minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai salah satu bahan pangan yang anti-stunting.

Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak.

Minyak makan merah sangat tepat digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.

Program CPO dan RPO ini, akan menjadikan produksi kebun kelapa sawit mandiri memiliki nilai jual yang lebih stabil.

Program hilirisasi kelapa sawit dengan pembangunan CPO dan RPO di daerah-daerah penghasil kelapa sawit mandiri seperti yang dalam program pasangan Dr Datu Iman M.Sc – Cheito Karno (Asse), sebenarnya sudah dikampanyekan pemerintah sejak tahun 2022 lalu.

Saat itu, Presiden Joko Widodo sudah memberikan persetujuan dan Detail Enginering Desain (DED) nya telah dirampungkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Kota Medan. Kalimantan dan Sumatera yang memiliki banyak petani mandiri, memang menjadi salah satu pilot project hilirisasi kelapa sawit skala petani dan koperasi ini.

Pabrik CPO dan RPO mini, dirancang untuk target produksi 10 ton per hari, Sehingga dibutuhkan  TBS sekitar 50 ton per hari  atau 1.000 hektare. Sehingga dalam program nasional pemerintah menargetkan agar setiap 1.000 hektare lahan sawit ada satu pabrik CPO dan RPO mini ini. (paktaniku)

 

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini588
  • Kunjungan Hari Ini687
  • Total Pengunjung120999
  • Total Kunjungan132101
  • Pengunjung Online7