Jagad X dihebohkan dengan postingan pengakuan Aguan, bos Agung Sedayu Group yang blak-blakan mengaku dipaksa jadi marketing untuk menumbuhkan trust terhadap Ibu Kota Nusantara (IKN) oleh Presiden Jokowi.
Saya tidak terlalu tertarik membaca isi wawancara itu, karena semua sudah dibahas di X tanpa tersisa. Justru saya ingin mengetahui, bagaimana perjalanan tim wartawan Tempo membuat Aguan mau wawancara eksklusif.
Sekaliber Aguan tidaklah muda untuk menemui wartawan. Apalagi Tempo yang terkenal tidak bisa diatur beritanya. Sama dengan kebanyakan pengusaha besar. Termasuk di Kaltara.
Tetapi ternyata, dalam ulasan Tempo, tidak ada kendala apapun ketika mereka melayangkan surat permintaan wawancara dengan bos Agung Sedayu Group itu. Hari itu suratnya, diterima sekretaris, hari itu juga tiba ditangan Aguan dan hari itu juga disepakati waktu wawancaranya.
Wawancaranya dilakukan 26 November, 1 hari sebelum pelaksanaan Pilkada serentak. Dalam tulisan Tempo seputar perjalanan wawancara, semua berlangsung normal. Aguan tidak kikuk menghadapi jepretan kamera yang merekam semua momen-momen dan mimik wajah Aguan selama wawancara.
Dalam petikan wawancara, Aguan seperti membuat pengakuan dosa. Dia mengakui, jika dia mengajak rekan-rekan konglomeratnya untuk ke menanam modal di IKN, bukan karena tertarik pada investasinya, tetapi semata-mata karena perintah.
“Menjaga wajah presiden”.
Dedy Chandra dari Forum News Network di Chanel Youtube nya, mengkritisi adanya pernyataan yang masih samar dalam wawancara dengan Aguan. Tidak ada penjelasan detail keterkaitan investasi IKN itu dengan PSN terhadap PIK.
Status PSN di Pantai Indah Kapuk (PIK) sempat menjadi sorotan.
PSN sudah menjadi boomerang. Stempel PSN membuat pengambil alihan tanah-tanah rakyat benar-benar menganut sistem ganti rugi. Harga tanah di ganti dengan harga rugi. Itulah Ganti Rugi . Dan terjadi dibanyak tempat. Termasuk di Kaltara.
Konglomerat tidak mungkin mau menjadi tameng penguasa jika mereka tidak punya kepentingan. Mereka rela menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk mengantarkan siapa yang ingin menjadi penguasa, selama mereka mau mengakomodir dan tunduk pada kepentingan mereka.
Aguan cs, tidak mungkin mau menjadi passambo siri , menjaga wajah Jokowi jika tidak ada bargaining.
Tetapi saat mereka sudah lepas dari tekanan, semua akan diungkap. Apalagi jika sudah berada dalam posisi terdesak.
Istilah Dedy FNN, bahwa tangan tuhan sedang bekerja.
Tuhan tidak pernah lelah dan tidak pernah tidur. Rezim sudah berganti, tangan-tangan Tuhan akan semakin banyak mengungkapkan kebenaran, karena pemimpin ikhlas sedang memimpin negeri.
Tuhan akan mendampingi mereka yang selalu ingin memberi kebaikan kepada setiap makhluk Tuhan. (paktaniku)