Rabu dini hari sebuah pesan Wa menyebar. “Kantor JL digeledah”. Menyusul 2 buah foto yang menggambarkan suasana penggeladahan. Tetapi tidak ada sesuatu dalam foto, yang bisa dipercaya jika itu adalah kantor milik Juanda Lesmana, pengusaha kaya yang memang identik dengan inisial JL.
Saya tidak buru-buru percaya. Saya mengirim pesan balik. Coba mengkonfirmasi wa tadi. Siapa yang berani menyentuh kantor Juanda Lesmana? Rasanya mustahil. Pengirim wa tidak memberi respon membuat saya berkesimpulan, itu sekadar hoax tengah malam.
**
Sebuah surat pemberitahuan penghentian sementara operasional PT KPUC milik Juanda Lesmana di Malinau, beredar keesokan harinya. Surat itu, ditujukan kepada seluruh karyawan dan subkontraktor KPUC. Surat dalam file pdf itu, belum mengubah pandangan saya terhadap wa semalam. Apalagi tidak ada media yang saya temukan, memuat kejadian ini. Tidak ada yang bisa mengkonfirmasi berita. Yang ramai malah putusan pra peradilan Asbudi, seorang polisi sukses yang pernah viral.
Menjelang sore saya menerima kiriman link account IG @Deddyyevrisitorus. Pemilik account mengumumkan sekaligus mengkonfirmasi kebenaran, jika PT KPUC sedang dalam masalah, termasuk pemiliknya.
Deddy Sitorus adalah anggota DPR RI dapil Kaltara yang postingannya sering seliweran di beranda media sosial. Dia juga sering dihadirkan dalam debat-debat panas di TV. Tidak mungkin dia menyampaikan berita, jika tidak A1.
**
Juanda Lesmana. Pria berperawakan kecil namun namanya sangat besar. Dia adalah pemilik KPUC dan puluhan perusahaan dibawah bendera Kayan Group. Gurita bisnisnya tidak saja di Kaltara, namun kabarnya hingga Papua. Asetnya banyak sekali. Di dalam dan luar negeri.
Bisnisnya mulai dari perhotelan, kayu, migas, tambang, perkebunan, perikanan, galangan kapal dan kapal-kapal tugboat beserta tongkang, hingga usaha jasa keuangan. Aset propertinya tak terhitung jumlahnya.
Perkebunannya kelapa sawit dan karetnya membentang dari Kutai Timur hingga Kabupaten Berau tembus sampai Kabupaten Bulungan. Dari Bulungan hingga Malinau, areal IPK cukup luas. Tambang KPUC di Malinau kabarnya adalah tambang batu bara dengan kalori terbaik di Kaltara, sudah dikelola sejak puluhan tahun. Kabarnya sekarang dia sedang melirik lahan dengan cadangan emas di Kaltara, hingga melibatkan geologis dari luar negeri.
Di Madura Jawa Timur, anak perusahaanya mengelola tambak udang vanname. Di Gresik dia punya industri pengolahan kayu di atas lahan sekitar 5 hektar, yang banyak mengelola kayu-kayu merbau asal Papua.
Di Tarakan dia memiliki industry plywood yang ketika diresmikan menghadirkan mantan menteri Kehutanan. Masih di Tarakan, dia punya galangan kapal, hotel dan sebuah usaha jasa keuangan yang baru beberapa tahun ini beroperasi.
Di kalangan politisi Kaltara, nama Juanda Lesmana, sering dikaitkan dalam setiap event politik. Dimana posisi JL (demikian para politisi menyebutnya), maka pasangan itulah pemenang.
Saat deklarasi pasangan calon Gubernur Kaltara, JL hadir di pasangan nomor urut 2, Zainal P dan Ingkong Ala. Video kehadiran JL mendampingi Cagub Zainal P, ramai disebar account-account pendukunga pasangan Gubernur nomor urut 2, di media sosial.
“JL ada dibalik banyak kemenangan Pilkada di Kaltara”. Itu kata-kata para politisi yang sudah sering berinteraksi dengan JL.
**
Deddy Sitorus, di account IG @deddyyevrisitorus, menyebut JL sebagai The God Father nya Kaltara itu sedang berurusan dengan Mabes. Apa pelanggaran yang membuat JL berurusan dengan Mabes Polri? Bukankah dia punya kekuatan besar dan punya hubungan baik dengan pembesar negeri sejak zaman orde baru? Atau ini hanya bagian dari sebuah skenario?
JL bukanlah orang sembarangan. Masalah tambangnya di Malinau bukan baru dipersoalkan. 2017 lalu, sudah mulai diributkan. Tetap tidak ada ujungnya. Jadi kalau ada yang sampai bisa menerobos pertahanan JL, berarti itu orang yang sama kuatnya. Atau, JL dikhianati dari lingkungannya sendiri. Banyak fakta sejarah, ambruknya sebuah kerajaan besar, bukan karena kalah perang, tetapi pengkhianatan dari dalam.
**
Kembali ke 2 minggu sebelum Pilkada serentak. Saya dikirimi sebuah pesan dari nomor yang saya kenal sebagai salah seorang jurnalis aktif dan mendukung salah satu pasangan calon gubernur. Maksud wa nya adalah adalah men-dowgread kinerja salah satu calon kepala daerah. Dia mengatakan PAD di Malinau itu bisa tumbuh karena ada tambang.
“Coba liat kalau tambangnya sudah tidak ada. Darimana lagi PAD nya,”.
Lalu, benar saja, setelah Pilkada operasional KPUC tambang terbesar di Malinau ditutup (dihentikan sementara). Apa hubungannya? Apa memang sudah menjadi skenario Politik? Hanya pak JL yang bisa mengetahuinya.
Kalaulah benar, JL sedang dalam masalah, mustahil rasanya jika sekelas Juanda Lesmana bisa disentuh orang yang biasa-biasa saja. Kecuali dia dikhianati. JL adalah pebisnis ulung yang tidak suka pamer. Jaman kejayaan surat kabar, JL bersahabat dengan banyak media besar, tetapi dia tidak pernah eksis di media. Dia jarang terekspos. Banyak yang mengatakan, JL harusnya ada di jajaran konglomerat Indonesia. Tetapi buktinya, nama JL dan perusahaannya tidak pernah muncul dalam list orang kaya Indonesia.
Yang pernah muncul, hanya ketika JL didaulat sebagai pembayar pajak pribadi terbesar di Kaltara oleh Kantor Pajak.
Wajah JL pun mungkin asing bagi lebih separoh penduduk Kaltara. Lalu siapa yang mampu menyentuh JL? Wallahualam…(paktaniku)