Demokrasi atau Kleptokrasi

Monday, 02 December 2024 21:17:22 | 364 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
Gold Black Elegant Personal Name Logo(1)

Sebuah konten IG menampilkan seorang pemuda memperlihatkan sebuah buku peraih Pulitzer 1998. Judulnya Guns, Germs & Steel (Bedil, Kuman dan Baja). Resensi buku yang banyak ditulis di media online itu menarik. Apalagi saat ini, saat kita baru saja mengikuti pelaksanaan Pilkada serentak. Ada kemiripan di sana.

Saya tergelitik berselancar mencari apa kleptokrasi yang disampaikan sang pemilik konten. Di laman Indonesia corruption watch, saya menemukan defenisi Kleptokrasi.  Berasal dari Bahasa Yunani yakni “kleptes” (maling) dan “kratos” (bentuk administrasi publik). Jadi kleptokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan yang mengambil uang rakyat untuk memperkaya kelompok tertentu atau diri sendiri.

Ciri negara Kleptokrasi adalah, korupsi di lingkup birokrasi sangat tinggi. Kleptokrasi memperkaya birokrat dan mitra kerjanya dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. Kemakmuran rakyat dikesampingkan demi mendapatkan kekuasaan dan harta.

Istilah kleptokrasi lebih mendekati praktik korupsi. Kleptokrasi membuat program-program untuk mensejahterakan rakyat dihambat. APBN dan APBD yang seharusnya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat, dirampas para koruptor.

Kebijakan pro rakyat akan sia-sia karena sistem kleptokrasi. Kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial semakin tinggi. Dana yang seharusnya untuk rakyat dihambat demi kepentingan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurut Indonesia Corruption Watch, setidaknya ada dua permasalahan utama Kleptrokrasi di Indonesia. Pertama adalah minimnya pemimpin berintegritas yang dapat dijadikan panutan rakyatnya. Kedua adalah kurangnya sistem control masyarakat terhadap akuntabilitas kinerja pejabat publik. Peran masyarakat tidak boleh hanya dijadikan objek penyelenggaraan negara, tetapi harus dilibiatkan sebagai subjek pembangunan.

Era Kleptokrasi di Indonesia hanya bisa berubah, jika pemilihan kepala daerah berlangsung secara demokrasi yang bersih. Tidak ada upaya pemanfaatan kelemahan rakyat untuk merebut kekuasaan dengan cara-cara kotor. Kleptokrasi berawal dari proses pemilihan pemimpin, dimana muncul pihak-pihak yang ingin mempertahankan superior mereka di tengah masyarakat.

“Budaya memberikan uang kepada masyarakat demi memperoleh suara seakan sudah dianggap lazim. Padahal model kampanye seperti ini yang merusak tatanan demokrasi. Seharusnya rakyat dididik untuk memilih berdasarkan ide dan gagasan dari setiap calon,” demikian ditulis Kurnia Ramadhan, peneliti Indonesia Corruption Watch seperti di muat di Koran Tempo 5 Oktober 2016.

***

Buku berjudul Guns, Germs & Steel Karya Jared Diamond, mengulas penelitian mengapa negara-negara Eropa lebih maju dari Asia. Salah satu, penyebabnya adalah Kleptokrasi.

Buku yang mengulas perjalanan peradaban manusia dan berhasil meraih penghargaan Pulitzer tahun 1998 itu, membukakan cakrawala kita tentang peradaban. Eropa dan Asia sejatinya tidak ada perbedaan. Sama-sama memiliki potensi. Namun sistem yang berlaku yang membuat ketimpangan kemajuan itu semakin nyata. Kita dalam era Kleptokrasi bukan Demokrasi. (paktaniku)

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini588
  • Kunjungan Hari Ini687
  • Total Pengunjung121224
  • Total Kunjungan132327
  • Pengunjung Online5