Cheito Karno benar-benar menjadi perhatian warga di stand pameran dalam acara Mubes Daya Belusu di Kelembunan. Namun, dia lebih dikenal dengan panggilan Ashe. Hampir seluruh stand dari masing-masing desa dia kunjungi. Selain mencicip makan yang disajikan, Ashe selalu menyempatkan berdialog dengan warga, jika melihat ada peluang usaha yang bisa dikembangkan langsung masyarakat.
Seperti saat ditawari mencicipi minuman dari madu yang dalam bahasa Dayak Belusu disebut Tetakao serta minuman dari sari tebu yang diolah secara tradisional. “Ini masih proses tradisional pak. Digiling dengan kayu. Untuk sebanyak ini, butuh waktu setengah hari,” ujar salah seorang ibu yang menjelaskan proses produksi minuman dari tebu yang ia suguhkan ke Cheito Karno.
Cheito Karno, langsung menyanggupi untuk memberikan bantuan mesin peras tebu. “Ini bagus dikembangkan warga dan sangat layak di pasar,” ujarnya.
Begitulah sikap spontanitas yang sering lahir dari Cheito Karno melihat ada peluang-peluang bisnis yang bisa dikembangkan di masyarakat. (paktaniku.com)