Mulai bagian ke sembilan atau misi point ke 11 pasangan Dr Yansen TP, M.Si – Mayjen (Purn) H Suratno, S.I.P, M.I.Pol adalah bagian yang paling menarik. Karena menyangkut urusan uang dan urusan perut seluruh warga Kaltara.
Pada bagian ini, pasangan nomor urut 3 mengulas tentang pertanian. Bagaimana meningkatkan sektor pertanian melalui pengembangan teknologi, pengembangan bibit unggul, mengembangkan konsep pertanian organik. Ini dibarengi dengan peningkatan infrastruktur irigasi, transportasi hasil-hasil pertanian, diversifikasi komoditas pertanian hingga peningkatan akses permodalan dan integrasi sektor pertanian dengan industri dan pemasaran.
Pasangan ini, mengurusi masalah pertanian dari hulu ke hilir. Hilirisasi pertanian adalah kunci dari semua ranti produksi. Ini sudah dibuktikan Dr Yansen TP di Kabupaten Malinau.
Seluruh daerah di Kalimantan Utara memiliki potensi produksi padi. Termasuk Pulau Tarakan. Namun dari 5 kabupaten kota yang ada, hanya Kabupaten Malinau saja yang memperlihatkan trend peningkatan produksi beras. Empat lainnya, Nunukan, KTT, Bulungan dan Tarakan, produksinya turun setiap tahun.
Mengapa Kabupaten Malinau trend produksi berasnya naik setiap tahun? Karena di Kabupaten Malinau pertanian (produksi) beras diurusi dari hulu ke hilir. Petani diberikan bantuan bibit, pupuk, peralatan mekanisasi pertanian, pendampingan dan permodalan.
Yang menarik adalah, hasil panen dibeli oleh Perusda dalam program Beras daerah (Rasda). Perusda lalu mengurusi distribusi dan penjualan Rasda kepada masyarakat dengan harga subsidi. Disinilah kuncinya. Petani memiliki jaminan terjualnya hasil produksi pertanian. Dan masyarakat (konsumen) mendapatkan harga beras yang terjangkau namun berkualitas.
Program ini dilakukan sejak masa kepemimpinan Dr Yansen TP, M.Si menjadi Bupati Malinau 13 tahun lalu, dan tetap dilanjutkan oleh Bupati Malinau Wempi W Mawa.
Jika produksi beras mencukupi kebutuhan masyarakat Kaltara, maka perputaran uang di sektor pertanian akan meningkat. Kesejahteraan petani Kaltara juga akan tumbuh. Dan harga beras sampai ke tangan konsumen dapat dikendalikan.
Melihat data yang disajikan Badan Pusat Statistik tentang trend peningkatan produksi beras di Kabupaten Malinau dari tahun ke tahun, maka di bawa kepemimpinan Yansen TP – Suratno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara, kemandirian pangan di Kalimantan Utara, tentu bisa diwujudkan.
Dalam program unggulan dan prioritas pengembangan Sektor riil sebagai kekuatan ekonomi daerah, dengan memanfaatkan Potensi sumber daya Pertanian Tanaman Pangan, Perikanan,
Peternakan, Perkebunan dan Kelautan, menjadi salah satu prioritas pasangan calon gubernur nomor urut 3, Dr Yansen TP – H Suratno.
Ini akan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat Kaltara. Data BPS menyebutkan tahun 2023, ada 22,1 persen rumah tangga di Kaltara yang berusaha di sektor tanaman pangan (padi dan palawija). Angka ini paling tinggi di antara subsektor lainnya yang menjadi usaha rakyat. Dilihat dari lapangan kerja, sektor pertanian juga menjadi lapangan kerja terbesar di Kalimantan Utara. Ada 123.199 jiwa atau 33,09 persen penduduk Kaltara yang mencari nafkah di sektor ini. (paktaniku.bersambung)