Si Dosenpreneur Beromzet Rp100 Juta

Wednesday, 13 November 2024 08:14:13 | 376 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
Kasih tau bah...level berapa juga kumpau mu tuh. Begitu tagline Mie Kumpau milik Inang Aria Arifin. Satu dari sekian bisnis kuliner yang lolos menghadapi masa pandemi covid-19. (foto/paktaniku)
Kasih tau bah...level berapa juga kumpau mu tuh. Begitu tagline Mie Kumpau milik Inang Aria Arifin. Satu dari sekian bisnis kuliner yang lolos menghadapi masa pandemi covid-19. (foto/paktaniku)

Angkanya 100 juta, tetapi bukan dana RT yang dinanti masyarakat Kaltara. Dan tokoh dibalik fakta ini juga bukan Dr Yansen TP atau H Suratno yang semakin populer. Ini tentang seorang dosen yang pengusaha. Dia digelari dosenpreneur oleh rekan-rekannya.

Saya mengenalnya sejak 3 tahun lalu. Sering bertemu di acara live music garapan pelaku UMKM dari café ke café. Kami lalu akrab. Melihat wajah saya yang lebih senior karena janggut memutih, dia pun memanggil saya kakak. Tetapi ternyata, dia lebih senior. Tapi tanggal, bulan kelahiran kami sama persis. Itu saya ketahui, setelah saya melihat KTP nya.

Dia adalah Inang Aria Arifin, SE, M.Ak. Jiwa bisnis lulusan magister akutansi Unair ini sudah tumbuh sejak kecil.

Di sekolah dasar, dia sudah terbiasa melayani pembeli di butik milik orang tuanya di bilangan Yos Sudarso, Tarakan.

Era tahun 1990-an, Butik di Tarakan terkenal dengan merek-merek Levi’s dan Kangoroo asal Malaysia. Ini ciri khas para perantau di Kaltara. Malu rasanya pulang kampung, jika tidak mengenakan celana Levi’s dan sepatu Kangoroo.

Pejabat yang ke Tarakan pun,  rasa-rasanya belum mau pulang, sebelum membeli sepatu Kangoroo atau celana Jeas Merek Levi’s. Begitu kuatnya penetrasi dua merek ini, kala itu.

Inang Aria Arifin, satu dari sekian banyak pengusaha UMKM yang tumbuh di Tarakan. Sampai-sampai Dr Yansen TP mengatakan, Tarakan Kota Sejuta Café. Jumlahnya memang tidak satu juta, cuman buaaanyyak sekali. Susah menghitungnya.

Inang, membuka café saat pandemic covid-19 melanda. Dimulai dari menu makanan ringan, seperti onion ring, jamur crispy dan kentang spiral.

Dia  aktif hadir disetiap pameran dengan brand awal sebagai Café Organic. Dia terinspirasi membawa brand organic, ketika dia mengikuti seminar yang menghadirkan Hj Mufida Jusuf Kalla, istri wakil presiden ke-10 dan ke-12. Momentumnya tepat. Saat itu, banyak konsumen ingin mencari jajanan sehat.

Kini brand organic tetap menempel pada nama Cafenya. Dia  mulai merambah ke dunia kuliner makanan berat seperti mie dan aneka nasi goreng. Menu andalannya, adalah Mie Kumpau.

Mie Kumpau by Organic Café menjadi nama Café di Komplek Ruko Kampung Empat ini. Mie-nya dari bahan organik, ditambahkan butiran jagung muda dan telur ceplok. Disajikan di atas hot pale. Ada  pilihan level pedas dari 1-10.

Saya hanya mampu mencoba level 3. Itupun sekujur tubuh sudah mandi keringat.

Kegigihan wanita yang kesehariannya sebagai dosen ekonomi di Universitas Borneo Tarakan (UBT), membuahkan hasil. Kini omzetnya bisa mencapai 100 juta per bulan. Fantastis.

Inang bersama suaminya Yalim, adalah satu dari sekian banyak café yang tumbuh subur di Tarakan. Ini salah satu potensi yang membuat calon Gubernur Nomor Urut 3, Dr Yansen TP – H Suratno, melihat potensi UMKM di Tarakan harus dikembangkan. Tarakan akan dibangun kota wisata UMKM.

“Peluang menjadikan UMKM Tourism  di sini,” jelas Dr Yansen TP ketika berdialog dengan pelaku UMKM di Tarakan.

 “Ini potensi ekonomi ril yang harus dibangun,” . Konsepnya, UMKM di Tarakan menyerap hasil pertanian dari Kabupaten lainnya di Kaltara. Bulungan, KTT, Malinau dan Nunukan. Pelaku UMKM adalah hilirisasinya.

Inilah seni seorang teknokrat memimpin daerah. Selalu ada solusi cerdas pada setiap kondisi. Dr Yansen TP, satu dari sekian banyak kepala daerah produk Otonomi Daerah.

Otonomi daerah waktu awa digulirkan pun punya tantangan berat. Banyak pihak mengatakan, daerah tidak akan mampu menerima kewenangan besar pasca era sentralisasi. Sampai muncul istilah akan lahir “raja-raja kecil” di daerah.

Tetapi buktinya, daerah-daerah malah semakin maju. Tidak ada raja kecil itu. Seluruh daerah di Indonesia berlomba membangun menjadi yang terbaik.

Pengalaman itu menguatkan tekad Dr Yansen TP memberi kepercayaan kepada ketua-ketua RT bersama warganya untuk mengelola anggaran minimal Rp100 juta per tahun.

“Ketua RT pasti mampu mengelola dana RT 100 juta, jika diberi kesempatan,” ujarnya.

Begitupun untuk mendorong Kota Tarakan menjadi kota Wisata UMKM.  

Pemimpin tidak kaku dengan birokrasinya, tetapi pemimpin punya seni dan kreatifitas masing-masing dalam membangun.

Kini pilihan di tangan masyarakat Kaltara. Mau maju dengan memilih calon Gubernur Nomor Urut.3 Dr Yansen TP, M.Si – Mayjen (Purn) H Suratno, S.I.P, M.I.Pol,

atau

“ngono…ngono… wae…” ujar pakde H Suratno. (paktaniku)

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini551
  • Kunjungan Hari Ini650
  • Total Pengunjung120904
  • Total Kunjungan132004
  • Pengunjung Online5