Orbituari, Sofian Raga 

Tuesday, 11 February 2025 22:18:38 | 1111 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
IMG-20250211-WA0098

 

Menyerahkan kenangan-kenanga karya tim Kreatif Radar Tarakan kepada Alm Sofian Raga saat menjabat Wali Kota Tarakan. (Foto/dokpribadi/paktaniku)

Siang itu, langkahnya sedikit lebih tergesa-gesa dari biasanya. Air mukanya sedikit tegang. Kami berpapasan di depan ruang rapat. Dia baru saja mengikuti rapat tertutup. 

“Ikut ke kantor saja ya. Kita ngobrol di kantor ya,” ujarnya lalu terus meninggalkan ruang rapat.

Ruang kerjanya sebagai kepala PU, tidak menyatu dengan ruang staf nya. Ruangnya sebenarnya adalah teras bangunan yang diberi dinding. Begitu kondisi awal-awal Kota Tarakan, saat Sofian Raga masih menjabat tiga jabatan sekaligus. Dia sebagai kepala dinas PU, Plt Kepala Dinas Tata Kota dan Plt Kepala Dinas Kebakaran. Sangat repot.

Saya duduk tepat di depannya. Sebelum bicara dia memesan 2 gelas kopi kepada staf. 

“Ngopi kita dulu,” sambil mengeluarkan sebungkus rokok Ardath dari saku celananya.

“Kalau pemukiman Karang Rejo itu hanya mau dibuatkan jalan, mending tidak usah dikerjakan. Biarkan saja warga kembali bangun rumahnya. Saya nggak mau kalau pemerintah kerja setengah hati,” ujarnya menghela nafas panjang sambil menyandarkan bahunya ke kursi.

Ya, pagi itu Sofian Raga sebagai kepala dinas PU mendapat banyak tantangan ketika memaparkan rencana penanganan kawasan Karang Rejo yang baru saja ludes terbakar. Sopian Raga, ingin agar pemukiman itu benar-benar ditata, di timbun. 

Seperti yang ada saat ini. Namun saat itu banyak pihak yang menyarankan hanya membangun jalan. Mungkin karena pertimbangan anggaran kala itu yang memang masih pas-pasan. 

Sopian Raga tetap keukeu dengan konsepnya. Jadilah Karang Rejo yang pernah rata dengan tanah akibat kebakaran, tertata rapi seperti saat ini.

****

Jika anda menuju bandara udara Juwata Tarakan dari arah Simpang Tiga, sebelum belok ke pintu masuk Bandara, anda bisa melihat disisi kanan jalan, taman yang dibuat lebih tinggi dari permukaan jalan. 

Itu awalnya adalah penahan banjir dari kanal di sebelahnya yang dulu selalu meluap ketika hujan deras. Ketinggian air, setinggi dengan taman yang ada saat ini, bahkan bisa lebih. Tidak ada kendaraan yang bisa melintas. Penumpang sering batal terbang.

Kondisi ini mencemaskan wali kota Tarakan. Sopian Raga yang kepala PU diminta memikirkan konsep penangannya. Jadilah konsep itu, dan langsung dipaparkan Sopian Raga di depan DPRD Kota Tarakan. 

Dari situlah muncul istilah sodetan. Sofian Raga yang pertama memperkenalkan. Beberapa peserta rapat , kerap terbalik mengucapkan sodetan jadi sedotan.

Sungai yang memotong jalan Mulawarman, melintas ke taman tugu 99 di Bandara Udara hingga ke Laut, adalah sodetan untuk mengalirkan air dari arah Jl Aki Balak yang dulu selalu meluap dan menggenangi jalan Mulawarman. Itulah sodetan, istilah sungai buatan yang diperkenalkan Sopian Raga. Sejak sodetan itulah, sekitar bandara Juwata akhirnya aman dari banjir.

Satu waktu saya bertanya kepada Sofian Raga. Dari mana ide sodetan itu muncul? Ternyata dia ingat di masa kecil, di sekitar runway itu, ada sungai yang mengalirkan air menuju laut.

****

Dia sedang membangun rumah nya di Jl Hasanuddin. Beberapa kali saya datang. Dia sedang merangkai besi untuk tiang. Dia sering mengerjakan sendiri banyak pekerjaan. Bakda magrib, saya datang untuk beberapa wawancara. Dia sedang duduk di depan meja gambar kayu. Kondisi agak remang-remang. Hanya di depan meja gambar itu yang terang.

“Mohon maaf ya, agak remang. Lampu nya belum cukup,” ujarnya.

Sudah beberapa kali lebaran, saya tidak alpa datang silaturahmi ke kediaman Sofian Raga. Setiap tahun selalu ada saja yang berubah. Dan mengubahnya pun tidak tanggung-tanggung. Dinding beton jika dirasa kurang pas, bisa saja dibongkar.

Dia banyak mengerjakan sendiri urusan rumah pribadinya.Satu sore, saya datang. Setelah beberapa saat duduk di depan rumah, dia baru muncul dari dalam rumahnya dengan tangan yang masih basah.

“Saya habis gali tanah di belakang. Mau bikin kolam,” ujarnya dengan senyum khasnya.

Sofian Raga, salah satu pejabat yang hidup cukup sederhana dan bertanggung jawab kepada tugasnya. Selama mengenalnya, namanya tidak pernah menjadi bahan gosip di kalangan pejabat lain. Dia tidak ikut cawe-cawe dengan rekannya. Di mata rival politiknya ketika dia berhasil memenangkan Pilkada Tarakan, pun sangat baik.

Sofian Raga, salah satu pejabat yang saya kenal saat sibuk. Saya pernah bertanya, rencana nya kala dia pensiun nanti. Simpel dia menjawabnya. “Saya pulang ke Malinau dan berkebun,” ujarnya.

Benar saja, di akhirnya hayatnya dia kembali ke tanah kelahirannya. Dia telah menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawabnya.

Sofian Raga, salah satu dari sekian pejabat Tarakan yang menjadi penentu wajah kota saat alm Jusuf SK menjabat Wali Kota. 

Sofian Raga mewarisi ritme kerja dari Jusuf SK. Kedua almarhum ini, sangat besar jasa-jasanya dalam pembangunan Kota Tarakan.

Semoga segala pengabdian dan karya-karya mu menjadi ladang amal mu. Selamat jalan pak Sofian Raga.

 

(paktaniku) 

Tag

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini508
  • Kunjungan Hari Ini606
  • Total Pengunjung120861
  • Total Kunjungan131960
  • Pengunjung Online9