“Aku tidak perlu bekerja. Biarlah tanamanku yang bekerja untukku”. Ini ungkapan yang biasa dijadikan joke para petani mapan yang telah menikmati hasil. Ya…investasi dunia pertanian memang cukup menggiurkan. Pahit di awal, manis di akhir.
Tidak gampang mencapainya. Butuh perjuangan panjang. Dan tidak sedikit yang akhirnya berhenti di tengah jalan karena salah dalam prosesnya.
Banyak cara yang bisa ditiru dari mereka yang sudah menikmati hasil investasi kebun. Ada yang merintis dari membuka lahan hingga menanam dan merawatnya dengan baik. Namun ada juga yang tidak mau repot dengan proses, sehingga berinvestasi pada lahan yang sudah jadi. Sudah memiliki tanaman, tinggal merawatnya saja. Tentu dua alternative itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Seperti yang dilakukan salah seorang warga Nunukan asal Tarakan yang dikunjungi paktaniku.com, minggu 27 Oktober kemarin. Sekitar 30 tahun lalu, dia membeli lahan jauh di pinggir kota Nunukan (saat itu..). Kebun seluas 17 hektar telah ditanami pemiliknya dengan durian unggul lokal, tidak dilirik karena letaknya jauh dari pusat kota.
Kini di usia tanaman menginjak 30 tahun, rimbunan pohon durian sebanyak kurang lebih 200 pohon, sepanjang musim terus menghasilkan buah durian lokal premium. Karena sudah merasakan manisnya berkebun buah, kini di antara pohon-pohon durian tua itu, mulai disulam dengan berbagai jenis tanaman buah. Termasuk berbagai jenis durian unggul premium. Nilai investasinya pun itu sudah beratus kali lipat dari harga 30 tahun lalu. (paktaniku)