“Kini Waktunya untuk rakyat membangun Kaltara”. Tulisan tagline yang menyertai berbagai alat peraga kampanye pasangan Dr Yansen TP – Suratno (Y3SS), lain dari pada yang lain. Tulisan ini memancing pikiran bekerja. Apa maksudnya.  Apa makna yang ingin disampaikan Yansen TP-Suratno dengan tagline ini?

Bagi kepala daerah, tagline ini adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan. Itulah alasan mendasar mengapa  Yansen TP – Suratno menjadikan tagline “Kini Waktunya Untuk Rakyat Membangun Kaltara” sebagai pijakan visi dan misinya.

Yansen TP memahami betul, seorang pemimpin harus membangun kapasitas individu seluruh stakeholder sebagai kekuatan menjalankan pembangunan dalam perannya masing-masing. Aparatur Sipil Negara (ASN), masyarakat sipil dan swasta, serta lembaga dan institusi formal dan informal harus bersinergi dalam melaksanakan pelayanan publik dan gerakan pembagunan.

Karenaya, kepala daerah harus menciptakan sistem kerja pemerintahan yang strategis, melalui kemampuan teknokratis, kemampuan menghadirkan partisipasi, kemampuan membangun komunikasi politis hingga kemampuan memelihara kemurnian ideologi kebangsaan.

“ Kepala daerah memiliki tiga peran utama. Sebagai penyelenggara pemerintahan, penyelenggara pembangunan dan menyelenggarakan pelayanan publik. Ini tugas yang tidak bisa ditawar-tawar dalam bentuk apapun,” demikian tulis Yansen TP-Suratno dalam pengantar visi misinya.

Dari tiga peran tersebut, disimpulkan bahwa tugas penting seorang Kepala Daerah adalah memberi akses bagi masyarakat untuk terlibat dan memberi peran serta menikmati hasil pembangunan.

Tugas dan peran penting kepala daerah ini, sudah menjadi acuan seluruh aturan yang berkaitan dengan pelaksaan rekruitmen kepemimpinan di setiap daerah.

Karena itu, sudah seharusnya dalam penyelenggaraan kontestasi politik dan demokrasi pemilihan kepala daerah diseluruh tingkatan, harus bebas dari berbagai intrik untuk melanggengkan atau merebut kekuasaan. Ini adalah komitmen pasangan Y3SS dalam pemilihan Gubernur Kalimantan Utara tahun 2024 ini.

Perilaku yang mencederai dan melencengkan tujuan pemilihan kepala daerah harus dihilangkan. Seharusnya kontestasi politik itu berlangsung fair, transparan, sehat dan bersih dari berbagai cara dan kepentingan melanggengkan kekuasaan. (paktaniku)