“Main” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati. Main berarti senang. “Mungkin saja, karena main itu menyenangkan hati, sehingga orang dulu menyebut buah ini buah main. Rasanya enak dan dimakan kapan saja, tidak ada masalah,” ujar Tirusel STP saat saya mencicipi buah Main yang barusan saya pungut di depan pendopo kebun DR Yansen TP. Buah main adalah buah hutan. Bentuk buahnya bulat. Sekilas mirip Matoa. Tetapi dari batang dan daunnya, jauh berbeda. Batang buah main mengesankan karakter kayu keras dengan daun kecil-kecil. Beda dengan pohon matoa yang daunnya lebar serta batangnya lebih lunak. Biji buah main bentuknya pipih dan empuk. Bisa ditelan atau dikunyah. Beda dengan matoa yang bijinya hitam, bulat, keras. Sebuah pohon buah main diperkirakan berusia ratusan tahun berdiri tegak di depan pendopo rumah Yansen TP di Batu Ruyud. Tingginya mencapai 30 meteran. Sulit untuk dipanjat. Tetapi buah main tua yang sudah matang pasti akan jatuh. Rasanya manis. Bijinya lembut seperti biji rambai. Bisa ditelan langsung bersama daging buahnya. (Foto/Gunawan-paktaniku)