Selalu ada sosok dibalik sebuah kesuksesan. Ini menggambarkan kesuksesan Philipus. Tanpa modal dia kini memiliki 10 hektar kebun kelapa sawit yang setiap bulan menjadi pundi-pundi keuangan keluarganya.

Dari 10 hektar ini, dia mampu menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi ternama dan mengangkat perekonomian keluarganya.

Philipus adalah warga Sajau Hilir yang ikut merasakan perjuangan Cheito Karno dari awal membangun kebun kelapa sawit 10 tahun lalu.

Bersama Cheito Karno, Philipus ikut dalam pembangunan 40 hektar kebun kelapa sawit. Dari pembersihan, penanaman dan perawatannya dia ikuti. Dan saat kelapa sawit sudah mulai berproduksi, Philipus menerima bagian 10 hektar dari Cheito Karno. Itulah yang saat ini dirawat nya dan menjadi penghasilan utama keluarganya.

“Jelek-jeleknya, dulu panen 9 ton. Tetapi sekarang saya bisa panen 18 ton,” ujarnya di depan warga Peso Hilir yang datang belajar berkunjung dan belajar berkebun sawit di kebun milik Cheito Karno di Sajau Hilir (26/8) lalu.

Pria yang kerap mengenakan kalung etnik suku Dayak di dadanya dengan potongan rambut ala Nixau dalam film The Gods Must Be Crazy ini mengakui, jasa dan perhatian Cheito Karno terhadap masyarakat di daerah Sajau, sangat luar biasa. Itulah yang membuat, Cheito Karno mendapat gelar Juman Ngau, disana. (paktaniku)