Surga tersembunyi dibalik pengunungan, begitulah kira-kira kata untuk mengungkapkan keindahan alam Krayan di Barat Nunukan. Alamnya yang hijau terhampar bak permadani, dibalut udara yang sejuk menjadi daya tariknya.
Tidak saja indah dengan alam yang eksotik, Krayan yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia di sisi utara dan barat, menyimpan banyak kekayaan alam.
Krayan menyimpan sejuta pesona dan potensi. Siapa yang tidak mengenal Beras Krayan. Beras yang dulunya menjadi santapan di Kerajaan Brunei. Dan sekarang menjadi buah tangan wajib bagi sesiapa saja yang menginjakkan kakinya di Krayan. Belum lagi keunikan garam yang ada di gunung. Peribahasa “asam di gunung garam di laut”, tidak berlaku di Krayan. Karena asam dan garam sama-sama adanya di gunung…hehe
Namun paktaniku.com, tidak akan membahas Beras atau Garam Krayan yang sudah sangat mahsyur itu. Kini kita bicara tentang komoditi baru dari Krayan yang baru mulai dikembangkan secara luas pada tahun 2015 lalu.
Kita bicara tentang tiga jenis kopi yang sedang dibudidayakan masyarakat Krayan yang terbagi di lima kecamatan. Kopi jenis tanaman yang memang menyukai daerah dengan temperature sejuk tumbuh subur di Krayan. Ada Arabica, Robusta dan Liberika.
Adrey Georgy, remaja asal Krayan yang mewakili Kalimantan Utara dalam pemilihan Young Ambassador Kementerian Pertanian Republik Indonesia tahun 2024, mengatakan setidaknya sudah ada 3 kecamatan dari lima, yang mulai membudidayakan tiga jenis kopi ini.
Desa Liang Tuer (di Long Midang) Krayan Induk, Pa’Umung (Long Umung) di Krayan Timur, Long Pupung (Long Layu) di Krayan Selatan, adalah desa-desa yang menjadi sentra pengembangan kopi Krayan.
Adrey yang juga sempat mendalami proses pengolahan kopi menjadi kopi premium yang disajikan di café-café mengatakan, ada ciri khas dari Kopi dataran tinggi Krayan ini.
“Notes kopi Krayan itu coklat, vanila, blacktea, raisin fullbody,”. Terang Adrey yang saat ini masih menyandang predikat Young Ambassador Kementan RI.
Kopi-kopi yang dibudidayakan di Krayan bibitnya diperoleh dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Kementerian Pertanian. Meskipun komoditi Kopi Krayan ini belum setenar Kopi Toraja, Temanggung dan Gayoh, namun harganya sudah cukup menarik.
“Green beans saat ini dijual di harga 80.000 hingga 100.000 rupiah per kilogram,”.
Ingin mencoba rasa dan sensai Kopi Krayan? . (paktaniku)