Warga Tanjung Selor harus tahu, di Lumbis Ogong saat ini sedang panen Durian, hari ini durian-durian itu sedang diangkut menuju ke Tanjung Selor. Jangan sampai ketinggalan. Durian ini akan di pasarkan di jalan-jalan Tanjung Selor, khususnya di daerah Kulteka di Tepian Sungai Kayan.
Jika anda beruntung, dari tumpukan durian itu, anda mungkin bisa mendapatkan durian merah yang aduhai… Dari fotonya saja, daging buah yang sangat merah seperti merah nya darah, dengan tekstur daging yang lembut, membuat kita menelan air liur.
Sayangnya, stok durian merah menurut pemiliknya tidak banyak. “Ada sih diantara durian-durian yang kami jual ke pemborong dari Tanjung Selor, tetapi tidak banyak. Masalahnya, disini durian merah ini juga disukai warga karena rasa dan warnanya,” ujar Rudi warga Lumbis Ogong kepada paktaniku.com.
Ya, Rudi baru saja menjual 230 biji durian pada hari Rabu (24/7) ke pemborong buah dari Tanjung Selor. Durian-durian ini akan diangkut dari Lumbis Ogong ke Lumbis Raya di Mansalong dengan perahu. Dari Mansalong barulah dikirim dengan mobil bak terbuka ke Tanjung Selor.
Perjalanan yang cukup lumayan jauh ini, tentu akan menaikkan harga Durian di Tanjung Selor.
“Disini kita hanya jual 20.000 per biji untuk durian biasa, dan durian merah 50.000. Tidak tahu nanti pedangang di Tanjung Selor menjual berapa,” ujar warga Desa Tukulon ini.
Pohon Durian di Lumbis umumnya sudah usia puluhan tahun. Batangnya besar dan tinggi-tinggi. Dari 230 biji yang dikumpul Rudi di atas perahu, dipanen dari sekitar 10 pohon saja. Seperti durian asli pada umumnya, durian dari Lumbis juga masih dinamai sesuai kebiasaan masyarakat setempat.
Durian Utok, Durian Merah dan lainnya. “Banyak namanya pak,” tulis Rudi dalam pesan Whatsappnya diakhiri dengan emotion tertawa.
Paktaniku.com pernah mencoba berburu durian di Kabupaten Bulungan pada musim lalu. Namanya aneh dan unik. Karena bentuknya bulat teratur, warga menamainya durian bola. Jika daging nya putih seperti susu dinamailah Durian susu. Ada juga durian yang posturnya selalu bengkok memanjang. Isinya cukup manis. Karena bentuknya mirip hewan Trenggiling maka diberilah nama Durian Trenggiling.
Ini salah satu pekerjaan rumah, sektor pertanian di Kaltara. Mengindentifakasi durian-durian asli Kaltara, sehingga penamaan nya bisa jelas. Lihat bagaimana perjuangan Durian Namlung atau Durian Cumasi dari Pulau Bangka.
Dulu, Durian ini dinamakan Durian Tahi Babi. Itu karena awalnya, Durian ini ditemukan tumbuh subur dan bebuah lebat dekat kandang babi sekitar tahun 1990-an. Saat dicicipi, ke khasan rasa Durian ini sangat berbeda dengan durian lain di Pulau Bangka. Perpaduan Manis Pahit dengan aroma kuat dan daging yang sangat lembut, membuat orang di Kepulauan Bangka sangat menyukai Durian ini.
Demikian penjelasan Ardian Eka, peneliti Geologi dan Hayati dari Bangka Barat.
Sejak ditemukan, dalam waktu singkat, bibit Durian Tahi Babi ini menyebar di seluruh Bangka, bahkan ada yang membawanya kaluar dari Pulau Bangka. Dalam perkembangannya, karena penamaan yang dianggap kurang sopan, Durian Tahi Babi ini kemudian berganti nama menjadi Durian Cumasi atau Namlung.
Di pasar Durian premium, Cumasi atau Namlug yang memiliki ciri khas buah kecil dan setiap sekatnya hanya ada satu biji dengan daging buah, dipasarkan dengan harga Rp300.000 hingga Rp500.000 per buah. Bahkan tidak jarang dijual dalam hitungan per kilogram. Tidak menutup kemungkinan, Durian Berayut nya Bulungan atau Durian Merah nya Lumbis Ogong, bisa bersaing dengan Cumasi. (paktaniku)