Kesadaran masyarakat akan rusaknya sistem demokrasi karena money politik, sudah semakin massif. Kesadaran ini tidak saja di level menengah, namun sudah sampai ke masyarakat kecil, seperti nelayan tradisional.

Ini terungkap dari sosok Siti Aminah, tokoh nelayan tradisional Malinau , ketika dikonfirmasi terkait video pernyataan sikap nelayan kepada pasangan calon gubernur Yansen TP-Suratno, yang beredar hari ini (Jumat, 6/8).

Video berdurasi 58 detik itu, dengan tegas menyatakan kesiapan nelayan tradisional, pembudidaya ikan mendukung dan memenangkan pasangan Yansen TP-Suratno dalam pemilihan gubernur Kalimantan Utara periode 2024-2029.

Siti Aminah, ketika dikonfirmasi terkait video tersebut membenarkan komitmen mereka mendukung dan memenangkan pasangan YESS (Yansen TP-Suratno).

“Kami sudah bulat untuk memenangkan Yansen TP-Suratno,” ujar Aminah kepada paktaniku.com.

Tekad kelompok nelayan tradisional memenangkan pasangan Yansen TP – Suratno, patut menjadi perhatian. Komitmen mereka, tidak akan peduli dengan permainan money politik, yang sekarang sudah mulai ramai dibicarakan.

“Kami ini orang kampung. Kami dukung pak Yansen. Dia putra daerah. Kami sudah rasakan dipimpin selama 10 tahun di Malinau,” ujar Aminah.

Bagaimana kalau ditawari uang?  “Itu merusak pak. Uangnya sehari habis, ngomelnya 5 tahun. Percaya saja, kalau terima uang, kita pasti tidak akan diperhatikan lagi nanti ,” tegas Aminah yang juga adalah ketua Dewan Pimpinan Daerah Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Malinau.

Tahun 2023 lalu, jumlah nelayan tradisional di Malinau mencapai 574 orang. Sebagai nelayan tradisonal, mereka menggantungkan hidup mereka menangkap ikan di sepanjang sungai-sungai yang ada di Malinau. Mereka menangkap ikan menggunakan alat tradisional seperti jala, bubu, pukat dan patau. Jika tidak banjir, semalam setiap nelayan bisa mengumpulkan ikan hasil tangkapan antra 10-15 kilogram. Seperti ikan Salap, Ikan Patin, Ikan Lais dan Udang. (paktaniku)