Batik Bultiya, Batik Limited Asal Bulungan

Thursday, 26 September 2024 19:27:15 | 529 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
Batik Bultiya karya Datu Syafrani dipamerkan di Ocean Blue saat berada di Singapura (atas). Outlet Batik Bultiya di Jl Semangka Tanjung Selor (bawah). (foto/paktaniku)
Batik Bultiya karya Datu Syafrani dipamerkan di Ocean Blue saat berada di Singapura (atas). Outlet Batik Bultiya di Jl Semangka Tanjung Selor (bawah). (foto/paktaniku)

Keberagaman etnis di Kaltara terbukti sebagai sebuah kekuatan ekonomi, jika dikelola dengan benar. Jika Malinau memiliki Batik yang sudah dikenal sampai ke mancanegara, di Bulungan pun, demikian. Ada batik Bulungan yang mulai dicetuskan oleh Hj Ainun Farida, pengusaha dan politisi asal Bulungan.

Nama Bultiya sendiri adalah hadiah dari Mantan Gubernur Kalimantan Timur H Awang Faroek Ishak, ketika Bulungan dan lima daerah lainnya masih bergabung dengan Kalimantan Timur.

H Awang Faroek, memberikan nama Bultiya dengan menggabungkan nama suku asli Kaltara yakni Bulungan Tidung Dayak. Nama ini, juga adalah ciri khas produksi batik yang awalnya di desain oleh Iwin, dan saat ini dikerjakan Datu Syafrani.

Baik Hj Ainun Farida maupun Datu Syafrani, mereka masih kerabat kesultanan Bulungan. Mereka ingin mempertahankan seni dan ukiran-ukiran kuno Keraton Bulungan yang sudah tidak banyak dijumpai saat ini.

Di workshop tempat Datu Syafrani mengejakan batik Bultiya, ada beberapa cap bermotif Dayak Kuno dan, Bulungan, selebihnya ada juga beberapa yang sudah dipadukan dengan modifikasi seni moderen. Selain memproduksi batik cap, Bultiya juga  memperoduksi batik tulis.

Satu keunggulan dari Batik Bultiya adalah, mempertahankan desainnya menjadi desain yang limited.  “Kami selalu membuat desain itu limited. Tidak akan ada samanya,” ujar Syafrani saat ditemui di workshop Bultiya di Jl Semangka.

Selain mengesankan corak yang etnik dalam karyanya, Datu Syafrani yang hobi memancing ini juga kerap menuangkan idenya kedalam batik berupa keindahan alam. Salah satunya corak alur sungai di sekitar Kalimantan Utara yang menjadi sarana transportasi antar daerah.

“Idenya saat saya mancing. Kelak kelok alur sungai saya tuangkan ke dalam karya batik, “ ujarnya sembari memperlihatkan karyanya yang didominasi hijau alami dengan sentuhan abstrak pepohonan nipah disisi kiri kanan sungai.

Karya-karya batik Datu Syafrani selalu menjadi buruan tamu-tamu resmi Kalimantan Utara, seperti saat kunjungan Menteri atau pejabat negara lainnya. Selain itu, di tingkat internasional, Batik Bultiya juga pernah dipamerka di atas kapal pesiar Ocean Blue di Singapura, tahun 2022 lalu.  

Rata-rata setiap bulannya, Batik Bultiya dapat memproduksi hingga 15 lembar kain batik. Baik itu batik tulis maupun batik cap. Salah satu kendalanya adalah tenaga kerja yang berminat untuk bekerja sebagai pengerajin batik.

Datu Syafrani berharap, kedepan pemerintah bisa memberikan perhatian lebih baik lagi agar batik dari Kaltara berkembang lebih baik lagi.

Bagi yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut bisa menghubungi Batik Bultiya di 0823 5240 9521. (paktaniku)

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini404
  • Kunjungan Hari Ini491
  • Total Pengunjung120758
  • Total Kunjungan131845
  • Pengunjung Online2