Produksi Gabah Per Ha Mulai Meningkat. Hope Menuju Kaltara Mandiri Pangan

Monday, 20 January 2025 11:18:18 | 719 views

Penulis: paktanik
Editor: paktanik
InShot_20250120_110118540

Proses ubinisasi produksi gabah petani di Kabupaten Malinau. (Foto/Dok)

 

Kabar gembira. Kelompok tani Siang Barang 2 di Malinau Seberang, berhasil mencapai produksi gabah sebanyak 6,4 hingga 7 ton per hektare. Ini diketahui dari hasil ubinisasi Badan Pusat Statistik (BPS) bersama PPL .

Mereka menanam padi unggul jenis Cilamaya Muncul . Handoko, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), bahkan mengatakan produksi masih dapat ditingkatkan dan hingga 12 ton per hektare.

Ini adalah keberhasilan para petani meningkatkan produktifitas lahan sawah. Sekaligus mematahkan segala argumen bahwa Kaltara tidak cocok untuk dikembangkan sebagai sentra pangan karena lahan basahnya memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga produksinya tidak bisa menyaingi produksi lahan basah di Jawa dan Sulawesi. 

Handoko, sudah berhasil membuktikan bersama petani di Malinau.  Selain sukses meningkatkan produksi lahan sawah, saat ini di Malinau juga sudah melakukan penangkaran benih padi varietas Mekongga untuk dapat disebarkan dan dikembangkan lebih lanjut. 

Doko, demikian pria yang juga adalah owner Kopi Doko asal Malinau ini mengatakan, kendala dalam peningkatan produksi pertanian lahan basah (sawah) selama ini adalah masalah benih padi unggul.

“Itu yang coba kami atasi dengan membuat penangkaran benih. Selama ini kita kesulitan mendapatkan benih unggul,” ujarnya.

Selama ini masyarakat lebih banyak menanam padi lokal. Dengan produktifitas yang rendah, membuat harga produksinya tinggi, berimbas pada harga di pasaran yang ikut tinggi. Meski begitu, harus diakui bahwa padi lokal punya potensi dan pasar sendiri. 

“Padi lokal punya ciri khas. Rasa jauh lebih enak. Namun untuk mengejar ketahanan pangan, padi unggul lebih tepat untuk dikembangkan karena produktifitas nya yang lebih tinggi,” jelasnya.

Doko juga saat ini tengah berusaha untuk menjadikan varietas padi lokal menjadi bibit unggul nasional. Dia sedang melakukan pengkajian. Namun untuk dapat didaftarkan sebagai varietas nasional, butuh waktu panjang. 

Dengan perkembangan ini, harapan (hope) untuk menjadikan Kaltara mandiri dalam sektor pangan seperti program Presiden Prabowo, sangat mungkin untuk diwujudkan. Kemajuan ini juga membuktikan bahwa Kaltara punya harapan besar dari sektor pertanian lahan basah. 

Bagaimana komitmen pemerintah provinsi dan kabupaten kota untuk mendukung program ketahanan pangan nasional? Kita tunggu aksinya. (paktaniku)

Rekomendasi

Newsletter

Polling Cepat

Siapakah calon pemenang di Pilkada pilihanmu.?

  • Nama 1 (0%, 0 Votes)
  • Nama 2 (0%, 0 Votes)
  • Nama 3 (0%, 0 Votes)
  • Nama 4 (0%, 0 Votes)

Total Voters: 0

Loading ... Loading ...

berita populer

Pengunjung

  • Pengunjung Hari Ini588
  • Kunjungan Hari Ini687
  • Total Pengunjung121150
  • Total Kunjungan132253
  • Pengunjung Online7